Lamaran Febri kepada Salma: Kenangan 46 Tahun M-48 Tahun H Pernikahanku

 





Berlin, 2013

Hongkong, 2019.


Ottawa, Canada 2015

Kairo, Mesir 2004

Umrah 2014

Mandurah, Australia Barat, 2016

Rockingham

Washinton, DC 2010



Jakarta, 25/11/2023.

Sejak 20/11 kemarin Aku dan Putriku Bulqish serta cucuku Thariq, Hana dan Radha bersama dalam satu Tim 21 orang membawa misi budaya Indonesia bersama Syofyani Yusaf Foundation Bes'Q Sanggar Tari&Music Jakarta ke Taipei, Taiwan. 

Tadi pagi 25/11 sesampai di Jakarta kami bergabung dalam satu keluarga besar H Bana Raden Endek atau Hikabana dari  Sirihsekapur, Tokyo, Bandung, Jakarta dan Depok.

Mereka adalah Bibi Misti (Atik) Ibu Febri. Sedangkan  Ayahhya Rio Moedarlis Ramli wafat 2 tahun lalu. Kami bertemu keluarga besar ini waktu merayakan Idul Fitri Tahun 2017. Ada Fajar (kakak Febri) dengan isterinya Minami dengan kedua putra-i Annachan dan Ousei. 








Kemudian Shofwim Shofwan yang diminta mewakili menggantikan Papanya yang tidak dapat meninggalkan Padang karena tugas. Lalu ada Taufik Damanhuri, Asep Wahyu ("Abi" juga dipanggil Aak, suami Upik Jusni Bibi Ros atau Srimartalinda "Umi" yang sedang umrah di Mekkah). Ada Beny adik Upik. Begitu pula Adam Putra Shofwan dan mertuanya Prihanto serta Putri Bulqish Shofwan. Juga datang Kak Rusmini isteri alm Abang Zaimu Muchtar dan putranya Alvin Zaimu dengan isterinya.

Dengan 3 kenderaan mobil kami berangkat dari rumah di kawasan Ciputat Timur ke daerah Pondok Cabe tak jauh arah ke Depok.  Misi kami akan melamar seorang gadis cantik untuk Adinda Febri Aidil Wawan. Mereka kelihatannya sudah berkenalan agak lama dan kini bersiap membuhul tali kasih dalam ikatan suci syar'i perkawinan.

Tukar Cincin Febri-Salma



Sebelum pernikahan yang direncanakan 24 Desember depan ini di Solo, Surakarta, sesuai adat Melayu Jambi dan Jawa, diadakan upacara lamaran hari ini (25/11/).

Meski badan lelah dan letih,  tetapi misi keluarga harus Aku tunaikan. Lebih-lebih suamiku tak dapat hadir dan meminta putra kedua kami mewakilinya kalau akan mengucapakan sepatah dua kata meski ada aku dan dua orang saudaranya lagi.














Sebenarnya sebelum ke Taiwan kali ini,  Aku sudah mengatakan kepada keluarga mau tinggal lebih lama di Taipei. Ingin lebh lama bersama Iqbal, Mella, Arkoun dan Ali, meski sebenarnya pertengahan September sampai pertengahan Oktober lalu Aku dan suami sudah bersama mereka di Pulau Formosa itu.  

Akan tetapi hasil diskusi dengan suami, biarlah Aku pulang bersamaan kembali dengan tim misi budaya ini, sehingga dapat ikut mengantar Febri untuk tujuan mulia akan membangun mahligai rumah tangga.






Febri adalah salah seorang di antara lebih seribuan atau menurut catatan Fajar 1352 orang keturunan (cicit) H Bana dan Hj Toni. Datuk Febri dan Fajar adalah   H. Ramli HBN merupakan adik oleh Neneknda-Nyai Hj Hafsah HBN, ibu oleh ayah suamiku, H Abbdul Karim Elhussein. 

Keluarga ini terkenal sangat banyak kerturunannya di wilayah Jujuhan (Bungo) dan Asam Jujuhan (Dharmasraya). Saking banyaknya, bahkan sesama mereka ada yang tidak berketahuan. Nanti kalau ada yang bercerita atau menuliskan, barulah mereka sadar ada hubungan itu .

Aku merenung dalam-dalam sambil menarik nafas tenang. Ingat hari ini (25/11) peristiwa yang tak pernah pupus dalam relung batinku. 

Di awal tahun tahun 1977, tanpa sepengetahuan  calon suamiku (waktu itu) aku nekad ke Sirihsekapur. Jalan lintas Sumatera belum berapa lama diresmikan Presiden Soeharto (kalau tak salah awal 1976). Jadi wilayah Sungai Rumbai berbatasan dengan Sirihsekapur Baru (II) belum seperti sekarang.

Aku nekad waktu itu mencari tahu lebih jauh, siapa sebenarnya calon suamiku itu.  Dimulai dari sambutan yang ragu-ragu mula-mula oleh adik calon mertua dan isterinya, aku jelaskan maksud kedatangan. 

Keduanuya (sekarang kami sebut Pak Cik H dan Bibi L) mulai yakin dan akhirnya aku diterima dengan hangat oleh mereka dan dikenalkan kepada kakaknya, calon mertuaku.

Pendek cerita menikahlah kami di Nagari tempat aku dilahirkan, Balai Talang Dangung-dangung Kab 50 Kota. Harinya Jumat petang sesudah shalat ashar di Masjid Raya Nagari, tanggal 25 November 1977 bertepatan dengan 14 Zulhijah 1397 H. 

Umi, seorang ibu Lansia yang punya rumah paviliun kos tempat tinggal sewaan mendampingi calon ayah anak-anakku ini datang menikahiku.

Bersama kedua mereka  ada 3 orang teman-temannya. Mereka adalah Yournal Young, Syafrizal MS dan Zul Afni NN. Ketiga mereka sudah berpulang ke rahmatullah. Aku mendokan ketiga sahabat suamiku ini atas semua kebaiknnya dianugrahkan Allah syurga jannatun naim.

Hari ini, bila dihitung menurut kalender Solar-Syamsiah sistem, Masehi atau Miladiyah kami sudah menjalani bahtera kehidupan berkeluarga sepanjang 46 Tahun.

Bila dihitung menurut kalender Lunar-Qamariyah sistem, hijriah, maka kami sudah menjalani pasangan hidup selama 48 Tahun. 

Kami bahagia luar biasa. Hampir semua yang aku idamkan dulu rasanya sudah dicapai. Tentu saja bahtera kehidupan kami dalam menjalani dekade awal amat banyak gelombang, onak dan duri. 

Akan tetapi kami alhamdulillah menikmati kesenangan anugrah Allah dalam bahagia yang purna dari yang Maha Pencipta Rabbul alamin.

Alhamdulillah dan bersyukur kepada-Nya, kami semua sehat sampai usia senja ini. Mudah-mudahan putra-putri kami lebih dari kami nantinya panjang usia biologis dan usia perkawinaan pada setiap kelurga mereka. 

Dan khusus untuk Febri dan Salma yang sore ini bertunangan (khithabah) lamaran akan berlanjut ke jenjang pernikahan. Rockingham Western AustraliaAmin. 

 


Komentar